Main
 
BUDI SANTOSOSunday, 19.05.2024, 2:52:55 AM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
Berita Teknologi
berita tentang komputer
Kesehatan
Agama
Artikel tentang Agama
Olahraga
Olahraga
OTOMOTIF
OTOMOTIF
Entertainment
Entertainment
Informasi Umum
Informasi Umum
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
KULINER
SERBA-SERBI KULINER
GADGET
KOMPUTER/HP

DETIK

Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0

Main » Articles » Agama

Jelang Malam Lailatul Qadar: Mengapa Doa Kita Tak Terkabul? Oleh: Ahmad Nurarifin
Jelang Malam Lailatul Qadar: Mengapa Doa Kita Tak Terkabul?
Shalat. Ilustrasi



Jelang Malam Lailatul Qadar: Mengapa Doa Kita Tak Terkabul? Oleh: Ahmad Nurarifin


Ramadhan
bulan penuh berkah, ampunan, dan tentunya bulan yang makbul untuk kita
memohon kepada Allah. Memasuki 10 hari terakhir Ramadhan sungguh
spesial, karena merupakan salah satu hari dimana terdapat malam lailatul
qadhar; malam yang penuh berkah, malam yang lebih baik dari seribu
bulan  (QS Al Qadar [97] : 3-5).

Sudah sepatutnya sebagai seorang
muslim berusaha mempersiapkan diri berbenah supaya termasuk dari
golongan yang bisa mendapatkan berkah malam lailatul qadhar.

Teradapat
banyak pendapat mengenai kapan terjadinya malam tersebut diantaranya,
pertama "Carilah lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam
terakhir di bulan Ramadhan.” (HR  Bukhari).

Kedua, "Carilah
lailatul qadar di sepuluh malam terakhir, namun jika ia ditimpa
keletihan, maka janganlah ia dikalahkan pada tujuh malam yang tersisa.”
(HR. Muslim)

Yang perlu diperhatikan adalah bahwa Allah akan
menilai bukan hanya secara instan, namun dari kontinuitas kita
beribadah, tidak serta merta kita hanya memfokuskan penuh beribadah pada
hari-hari ganjilnya saja.

Sambil beriktikaf dan memburu Lailatul qadhar, segunung doa dipanjatkan. Akankah instan pula dikabulkan? Belum tentu.

Mengutip
Ibrahim bin Adham seorang sufi yang hidup pada abad ke-8 Masehi, pernah
berpidato di hadapan jamaah di Basrah, yang rata-rata mereka hampir
putus asa dalam doa, lantaran sudah lama berdoa tetapi tidak terkabul.

Kata Ibrahim Adham, "Doamu tidak dikabulkan Allah lantaran sepuluh perkara:
1.    Kamu mengenal Allah, tetapi kamu tidak mendatangkan kewajiban kepada-Nya.
2.    Engkau membaca Al-Qur’an, tetapi engkau tidak mengamalkan kandungannya.
3.    Engkau mengatakan menjadi musuh syetan, tetapi engkau mengikuti dan bersesuaian dengan syetan.
4.    Engkau mengatakan menjadi Umat Nabi Muhammad SAW, tetapi engkau tidak mengikuti jejaknya.
5.    Engkau berkeinginan masuk surga, tetapi tidak mau beramal yang dapat menghantarkannya ke surga.
6.    Engkau menginginkan selamat dari api neraka, tetapi engkau mencampakkan dirimu ke dalamnya.
7.    Engkau mengatakan bahwa mati itu pasti, tetapi engkau tidak mau mempersiapkan bekal untuk mati.
8.    Engkau sibuk meneliti cela kawan-kawanmu, tetapi engkau tidak mau memperhatikan cela dirimu sendiri.
9.    Engkau makan nikmat dari Tuhamu, tetapi engkau tidak pernah bersyukur kepadanya.
10.    Engkau ikut mengubur orang mati, tetapi engkau tidak dapat mengambil i’tibar (pelajaran) dari peristiwa itu.

Maka
setiap orang yang berdoa dan menginginkan doanya segera terkabul
hendaknya bercermin kepada Rasulullah SAW. Bagaimana beliau berdoa.
Sesudah itu harus pula mengetahui dan memenuhi etika dan estetika
berdoa.

Sesudah itu, perhatikan  benar-benar uraian di atas.
Saudara akan dapat menjawab di mana letak kesalahan doanya sehingga
tidak atau belum terkabul. Pada akhirnya nanti pasti akan sadar bahwa
tidak segera terkabulnya doa itu faktornya berada pada diri orang yang
berdoa, bukan berada pada Allah.

Penulis adalah sahabat Republika Online yang kini sedang bekerja di Makkah, Arab Saudi.



_____________________________________________________

Category: Agama | Added by: budi (20.08.2011)
Views: 755 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024