Main
 
BUDI SANTOSOSunday, 19.05.2024, 4:11:29 AM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
Berita Teknologi
berita tentang komputer
Kesehatan
Agama
Artikel tentang Agama
Olahraga
Olahraga
OTOMOTIF
OTOMOTIF
Entertainment
Entertainment
Informasi Umum
Informasi Umum
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
KULINER
SERBA-SERBI KULINER
GADGET
KOMPUTER/HP

DETIK

Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0

Main » Articles » Agama

Ancaman Global Freemasonry Terbongkarnya Sisi Gelap Pemikiran Masonik





Dari Ordo Templar Ke Mesir Kuno




PEJUANG SALIB









Akar Masonry dapat ditelusuri hingga ke Perang Salib melawan Muslim yang dimulai oleh Paus Urban II.



Umumnya ahli sejarah beranggapan bahwa Freemasonry berawal
mula dari Perang Salib. Meskipun Masonry baru terbentuk dan diakui
secara res-mi di Inggris pada awal abad ke-18, sebenarnya organisasi
tersebut mengakar jauh hingga ke Perang Salib di abad ke-12. Di pusat
kisah yang umum dikenal ini terdapat suatu ordo tentara salib yang
dinamakan Ksatria Templar atau para Templar.


Enam tahun sebelum buku ini, buku kami yang berjudul New
Masonic Order (Ordo Masonik Baru), mengkaji
sejarah para Templar dengan amat terperinci. Jadi, kali ini hanya
akan diberikan ikhtisarnya. Sebab, begitu kita menganalisis akar dari
Masonry, dan pengaruhnya pada dunia, kita menemukan arti dari
"Freemasonry Global”.


Betapapun banyaknya yang bersikeras bahwa Perang Salib adalah
ekspedisi militer yang dilakukan atas nama iman Kristiani, pada dasarnya
keuntungan materilah yang menjadi tujuannya. Pada periode Eropa dilanda
kemiskinan dan kesengsaraan yang berat, kemakmuran dan kekayaan bangsa
Timur, terutama bangsa Muslim di Timur Tengah, menarik perhatian bangsa
Eropa. Walaupun menggunakan wajah agama, dan dihiasi dengan
simbol-simbol Kristiani, gagasan Perang Salib sebenarnya lahir dari
hasrat akan keuntungan duniawi. Inilah yang menyebabkan perubahan
tiba-tiba dari kebijakan cinta damai sebelumnya di kalangan Kristen
Eropa pada periode awal sejarah mereka, kepada agresi militer.








Pejuang-pejuang salib membawa malapetaka ke Yerusalem. Lukisan abad pertengahan
di atas menggambarkan beberapa adegan mengerikan yang terjadi.



Pengagas Perang Salib adalah Paus Urban II. Pada tahun 1095, ia
menyelenggarakan Konsili Clermont, di mana doktrin Kristen sebelumnya
yang cinta damai ditinggalkan. Perang suci diserukan, dengan tujuan
untuk merebut tanah suci dari tangan bangsa Muslim. Sebagai tindak
lanjut dari pertemuan konsili, dibentuklah pasukan Pejuang Salib yang
amat besar, terdiri dari para tentara, dan puluhan ribu rakyat biasa.


Para ahli sejarah percaya bahwa upaya Urban II
didorong oleh keinginannya untuk merintangi pencalonan seorang
pesaingnya dalam kepausan. Sedangkan di balik sambutan penuh semangat
dari para raja, pangeran, dan bangsawan Eropa atas seruan Paus, tujuan
mereka pada dasarnya bersifat keduniaan. Sebagaimana diungkapkan oleh
Donald Queller dari Universitas Illinois, "Ksatria-ksatria Prancis
menginginkan lebih banyak tanah. Pedagang-pedagang Italia berharap untuk
mengembangkan
perdagangan di pelabuhan-pelabuhan Timur Tengah.... Sejumlah besar
orang miskin bergabung dengan ekspedisi sekadar untuk melarikan diri
dari kerasnya kehidupan sehari-hari mereka.” 1
Sepanjang jalan, massa yang serakah ini membantai banyak orang Muslim,
dan bahkan Yahudi, dengan harapan untuk menemukan emas dan permata.
Pejuang-pejuang salib bahkan membelah perut korban-korban mereka untuk
menemukan emas dan batu-batu berharga yang mungkin telah mereka telan
sebelum mati. Begitu besarnya keserakahan para pejuang salib akan harta,
sehingga tanpa sesal mereka merampok kota Kristen Konstantinopel
(Istanbul) pada Perang Salib IV, dan melucuti daun-daun emas dari
lukisan-lukisan dinding Kristiani di Hagia Sophia.









Pejuang-pejuang salib menebas semua yang hidup di tanah yang mereka taklukkan.


Setelah perjalanan yang panjang dan sulit,
serta begitu banyak perampasan dan pembantaian orang-orang Muslim,
gerombolan
campur aduk yang disebut Pejuang Salib ini mencapai Yerusalem di
tahun 1099. Ketika akhirnya kota itu jatuh, setelah pengepungan selama
hampir lima minggu, para Pejuang Salib masuk. Mereka melakukan kebuasan
hingga tingkatan yang jarang disaksikan dunia. Semua orang Muslim dan
Yahudi di kota itu mati di ujung pedang. Dalam narasi seorang ahli
sejarah, "Mereka membunuh semua orang Saraken dan Turki yang mereka
temukan… baik lelaki maupun wanita.”2 Salah seorang Pejuang Salib, Raymond of Aguiles, menyombongkan kekejaman ini:


Tampaklah pemandangan yang menakjubkan.
Sebagian orang-orang kami (dan ini lebih murah hati) memenggal
kepala-kepala musuh; yang lainnya memanah mereka, sehingga berjatuhan
dari menara-menara; yang lain lagi menyiksa lebih lama dengan
melemparkan mereka ke dalam api. Gundukan kepala, tangan, dan kaki
tampak di jalan-jalan kota. Orang harus mencari jalan di antara
mayat-mayat manusia dan kuda. Tetapi ini belum apa-apa dibandingkan
dengan apa yang terjadi di Kuil Sulaiman, tempat kebaktian keagamaan
biasanya dinyanyikan… di dalam Kuil dan serambi Sulaiman, orang-orang
berkuda berkubang darah hingga ke lutut dan tali kekang mereka. 3


Selama dua hari, pasukan Pejuang Salib membunuh sekitar 40.000 Muslim dengan cara yang sangat biadab. 4
Pejuang salib kemudian menjadikan Yerusalem ibukota mereka, dan
membangun Kerajaan Latin yang membentang dari perbatasan Palestina
hingga ke Antioch (Antakia).


Selanjutnya, para pejuang salib mulai berupaya untuk
memperjuangkan posisinya di Timur Tengah. Untuk mempertahankan apa yang
telah mereka bangun, mereka perlu mengorganisirnya. Untuk itu mereka
membentuk ordo-ordo militer, dalam bentuk yang belum pernah ada
sebelumnya. Anggota ordo-ordo ini datang dari Eropa ke Palestina, dan
tinggal di semacam biara, di mana mereka menerima latihan militer untuk
memerangi orang Muslim.


Secara khusus, salah satu dari ordo-ordo ini berbeda dengan
yang lainnya. Ia mengalami transformasi yang akan memengaruhi jalannya
sejarah. Namanya: Ordo Templar.






ORDO TEMPLAR









Ksatria templar mengembangkan kepercayaan pagan dengan kedok Kristiani.


Para Templar, atau lengkapnya, Tentara Miskin Pengikut Yesus
Kristus dan Kuil Sulaiman, dibentuk pada tahun 1118, dua puluh tahun
setelah tentara salib merebut Yerusalem. Pendiri ordo ini adalah dua
ksatria Prancis, Hugh de Payens dan Godfrey de St. Omer. Berawal dari
sembilan anggota, ordo ini terus berkembang. Nama kuil Sulaiman dipakai
karena mereka membangun basis di gunung kuil, yakni lokasi reruntuhan
kuil tersebut. Di sini pula berdiri Dome of the Rock (Qubah As-Sakhrah) .


Para Templar menyebut dirinya "tentara miskin”,
tetapi dalam waktu singkat mereka menjadi sangat makmur. Mereka
mengontrol penuh para peziarah Kristen yang berdatangan dari Eropa ke
Palestina, dan menjadi sangat kaya dari uang para peziarah tersebut.
Mereka pula yang pertama kali menyelenggarakan sistem cek dan kredit,
menyerupai yang ada pada sebuah bank. Menurut penulis Inggris, Michael
Baigent dan Richard Leigh, mereka membangun
semacam kapitalisme abad pertengahan, dan merintis jalan menuju
perbankan modern dengan transaksi mereka yang berbasis bunga. 5


Para Templar inilah yang paling bertanggung jawab atas
serangan-serangan pejuang salib dan pembantaian bangsa Muslim. Karena
itulah, komandan besar
Islam Saladin (Shalahuddin Al Ayyubi), yang mengalahkan pasukan
salib pada tahun 1187 pada Pertempuran Hattin, dan kemudian membebaskan
Yerusalem, menghukum mati para Templar karena pembunuhan yang mereka
lakukan, walaupun sebenarnya ia mengampuni banyak sekali orang Kristen.
Namun, sekalipun kehilangan Yerusalem dan mengalami kekalahan besar,
para Templar terus bertahan. Dan walaupun bangsa Kristen terus menyusut
di Palestina, mereka meningkatkan kekuatan di Eropa dan, pertama di
Prancis, kemudian di negara-negara lain, menjadi negara dalam negara.


Tidak diragukan lagi bahwa kekuatan politik mereka menyusahkan
raja-raja Eropa. Tetapi ada segi lain dari para Templar yang segera
mengganggu kalangan kependetaan: ordo tersebut sedikit demi sedikit
telah menyeleweng dari iman Kristen, dan sewaktu di Yerusalem telah
mengambil sejumlah doktrin mistik yang asing. Berkembang juga
desas-desus bahwa mereka menyelenggarakan ritus-ritus aneh untuk memberi
bentuk pada doktrin mereka.









Ksatria templar yang melarikan diri dari Gereja diberi perlindungan oleh Raja Skot, Robert the Bruce.


Akhirnya, pada tahun 1307, Raja Prancis Philip le Bel
memutuskan untuk menangkap anggota-anggota ordo ini. Sebagiannya
berhasil melarikan diri tetapi kebanyakan mereka tertangkap. Paus
Clement V juga bergabung dalam pembersihan ini. Setelah periode panjang
interogasi dan pengadilan, banyak anggota Templar mengakui
keyakinan 'bidah' mereka, bahwa mereka menolak iman Kristiani dan
menghina Yesus dalam misa mereka. Akhirnya, para pemimpin Templar, yang
dinamai "Imam Besar (Grand Master)”, mulai dari yang terpenting dari
mereka, Jacques de Molay, dihukum mati pada tahun 1314 atas perintah
Gereja dan Raja. Kebanyakan mereka dijebloskan ke dalam penjara, dan
ordo tersebut tumpas dan secara resmi menghilang.


Segolongan ahli sejarah cenderung melukiskan sidang pengadilan
para Templar sebagai konspirasi dari Raja Prancis, dan menggambarkan
para ksatria itu tak bersalah atas segala dakwaan. Tetapi, cara
interpretasi ini keliru dalam beberapa segi. Nesta H. Webster, ahli
sejarah Inggris terkenal dengan begitu banyak mengetahui sejarah
okultisme, menganalisis berbagai aspek ini dalam bukunya, Secret
Societies And Subversive Movements. Menurut Webster, kecenderungan untuk
melepaskan para Templar dari bidah yang mereka akui dalam masa
pengadilan tidak tepat. Pertama, selama interogasi, walau secara umum
terjadi, tidak semua Templar disiksa:



Lagipula, apakah pengakuan mereka tampak
seperti hasil imajinasi murni orang-orang yang disiksa? Tentunya sukar
dipercaya bahwa cerita tentang upacara pembaiatan — yang disampaikan
dengan rinci oleh orang-orang di berbagai negara, dituturkan dalam
kalimat yang berbeda, namun semuanya saling menyerupai — merupakan
karangan semata-mata. Jika para korban dipaksa untuk
mengarang-ngarang, cerita mereka tentu akan saling bertentangan; segala
macam ritus liar dan fantastis diteriakkan dengan penuh kesakitan untuk
memenuhi tuntutan interogator mereka. Tetapi sebaliknya, masing-masing
tampak seperti mendeskripsikan upacara yang sama, baik lengkap maupun
tidak, dengan sentuhan personal si pembicara, dan pada dasarnya semua
cerita tersebut cocok. 6



Bagaimanapun juga, sidang pengadilan para
Templar berakhir dengan tumpasnya ordo tersebut. Tetapi, walaupun sudah
dibubarkan "secara resmi”, ia tidak benar-benar musnah. Selama
penangkapan tiba-tiba pada tahun 1307, beberapa Templar lolos, dan
berhasil menutupi jejak mereka. Menurut tesis yang berdasarkan pada
berbagai dokumen sejarah, sejumlah besar mereka berlindung di
satu-satunya kerajaan di Eropa yang tidak mengakui kekuasaan Gereja
Katolik di abad keempat belas, yaitu Skotlandia. Di sana, mereka
menyusun kekuatan kembali di bawah perlindungan Raja Skotlandia, Robert
the Bruce. Tak lama kemudian, mereka menemukan penyamaran yang tepat
untuk melanjutkan gerakan rahasia mereka: mereka menyusup ke dalam gilda
(serikat sekerja) terpenting di Kepulauan Inggris abad pertengahan —
loge (pemondokan) para tukang batu, dan segera, mereka menguasai
loge-loge ini sepenuhnya. 7


Loge para tukang batu berganti nama pada awal era modern,
dengan "Loge masonik”. Ritus Skot merupakan cabang Masonry tertua, dan
berasal mula di awal abad keempat belas, dari para Templar yang
berlindung di Skotlandia. Dan, nama-nama yang diberikan kepada tingkat
tertinggi dalam Ritus Skot adalah gelar-gelar yang diberikan kepada para
ksatria dalam ordo Templar berabad-abad sebelumnya.


Pendeknya, para Templar tidak tertumpas, sebaliknya filsafat
serta berbagai kepercayaan dan upacara mereka tetap berlangsung di balik
samaran Freemasonry. Tesis ini didukung oleh banyak bukti sejarah, dan
diterima saat ini oleh banyak ahli sejarah Barat, baik mereka anggota
Freemasonry ataupun tidak. Dalam buku kami, Ordo Masonik Baru, bukti ini
dikaji secara terperinci.









Para Pejuang dan Para Bankir: sebuah buku tentang Ksatria Templar.


Tesis yang mengusut akar Masonry ke Ordo Templar seringkali
dirujuk di dalam majalah-majalah yang diterbitkan oleh para Mason untuk
kalangannya sendiri. Para Mason sangat menerima pendapat ini. Salah satu
majalah ini bernama Mimar Sinan (terbitan Freemason Turki), yang
menggambarkan hubungan antara Ordo Templar dengan Freemasonry dalam
kata-kata berikut ini:


Di tahun 1312, ketika Raja Prancis, di bawah tekanan Gereja,
membubarkan Ordo Templar dan memberikan hak-hak mereka kepada para
Ksatria St. John di Yerusalem, aktivitas para Templar tidak berhenti.
Sebagian besar Templar berlindung di berbagai loge Freemason yang
beroperasi di Eropa pada saat itu. Pemimpin para
Templar, Mabeignac, bersama beberapa anggota lainnya, mendapatkan
perlindungan di Skotlandia dengan menyamar sebagai seorang tukang batu
bernama Mac Benach. Raja Skot, Robert the Bruce, menyambut mereka dan
mengizinkan mereka mengembangkan pengaruh besar terhadap loge-loge Mason
di Skotlandia. Sebagai hasilnya, loge-loge Skot meraih peran penting
dari sisi keahlian dan ide-ide mereka.


Freemason masa kini menggunakan nama Mac Benach
dengan penuh hormat. Para Mason Skot, yang mewarisi pusaka para
Templar, mengembalikannya ke Prancis bertahun-tahun kemudian dan
membangun dasar bagi ritus
yang dikenal sebagai Ritus Skot di sana. 8









Majalah Mimar Sinan, publikasi Masonik Turki yang ditujukan untuk anggotanya sendiri.


Sekali lagi, Mimar Sinan
memberikan banyak informasi tentang hubungan antara Templar dan
Freemasonry. Di dalam sebuah artikel berjudul "Templar dan Freemason”
dinyatakan bahwa "ritual-ritual upacara pembaiatan Ordo Templar
menyerupai Freemasonry masa kini.” 9 Menurut artikel yang sama, sebagaimana di dalam Masonry, para anggota Ordo Templar saling memanggil "saudara”. 10 Pada bagian akhir artikel tersebut, tercantum:



Ordo Templar dan organisasi Mason saling
memengaruhi dengan sangat mencolok. Bahkan ritual-ritual dari berbagai
lembaga begitu mirip sehingga bagaikan disalin dari para Templar. Dalam
hal ini, para Mason telah mengidentifikasi diri mereka kepada para
Templar begitu jauh dan dapat dikatakan bahwa apa yang dipandang sebagai
esoterisme (kerahasiaan) asli Masonik sampai tingkatan yang penting
merupakan warisan dari para Templar. Ringkasnya, sebagaimana kami
sebutkan pada judul esei ini, kita dapat katakan bahwa titik berangkat
dari seni
megah Freemansory dan garis esoteris—awalnya milik para Templar
dan ujung panahnya milik para Freemason.11



Akhirnya, kami katakan, jelas bahwa Freemasonry mengakar hingga
ke Ordo Templar, dan bahwa para Mason telah mengadopsi filsafat ordo
ini. Para Mason sendiri menerimanya. Tetapi sudah tentu, hal penting
bagi pembahasan kita adalah sifat dasar dari filsafat ini. Apa yang
membawa mereka ke situ? Mengapa mereka mengalami perubahan seperti itu
di Yerusalem? Apa dampak dari filsafat yang diadopsi para Templar ini,
melalui perantaraan Masonry, kepada dunia?




PARA TEMPLAR DAN KABBALAH


Sebuah buku yang ditulis oleh dua orang Mason, Christopher
Knight dan Robert Lomas, yang berjudul the Hiram Key mengungkapkan
beberapa fakta penting tentang akar Freemasonry. Menurut para penulis
ini, jelas sekali bahwa Masonry adalah kesinambungan dari para Templar.
Namun, selain itu para penulis juga mengkaji asal usul para Templar.







KAPEL ROSSLYN:
SEBUAH KUIL TEMPLAR-MASON



Gereja yang dikenal sebagai "Kapel Rosslyn" di dekat Edinburgh,
Skotlandia, diketahui sebagai suatu simbol kepercayaan bidah pagan para
Templar. Untuk merekonstruksi bangunan ini, dipekerjakan para Mason dan
Rosicrucian, penerus para Templar, dan mereka mendekor seluruh kapel
dengan simbol-simbol yang merepresentasikan filsafat pagan mereka.


Dalam terbitan Masonry Turki, majalah Mimar Sinan, asal usul
Masonik dan berbagai elemen pagan pada kapel itu diungkapkan sebagai berikut:



Bukti paling meyakinkan tentang kesatuan Templar
dan Mason di Skotlandia adalah benteng dan kapel di desa Rosslyn, 10 km
di Selatan Edinburg dan 15 km dari pusat Templar kuno di Balantrodoch.
Para Templar hidup di daerah ini dan khususnya di benteng ini setelah
tahun 1312 di bawah perlindungan para Baron St. Clair.


...Kapel tersebut dibangun antara tahun 1446-48
oleh Sir William St. Clair yang merupakan salah satu bangsawan utama di
Skotlandia dan bahkan di Eropa saat itu. Para Mason dan Rosicrucian
melakukan pembangunan. Arsitek kepala dari pembangunan ini adalah Imam
Besar Templar, Sir William St. Clair yang membawa para arsitek dan
tukang batu mason yang hidup berkelana dari setiap bagian Eropa.
Rumah-rumah baru dibangun di desa terdekat dari Rosslyn dan sebuah
perkampungan dibuka….








Kapel Rosslyn saat ini dan contoh simbol pagannya.




Perencanaan dan dekorasi kapel ini sungguh unik.
Tidak ada contoh semacam itu di Skotlandia atau bahkan di Eropa. Kapel
ini dengan sangat tepat menangkap atmosfer kuil Herod dan setiap
bagiannya didekor dengan simbol-simbol Masonik. Di antara simbol itu
adalah relief di dinding-dinding dan lengkungan-lengkungan yang
menggambarkan kepala Hiram dan pembunuhnya, sebuah relief dari suatu
upacara pembaiatan, dasar-dasar dari lengkungan, dan kompas-kompas.
Selain dari fakta bahwa kapel ini dikonstruksi dalam suatu gaya pagan
yang nyata, dengan berbagai elemen arsitektur Mesir, Yahudi, Gothik,
Norman, Celtik, Skandinavia, Templar, dan Masonik, serta bahwa ia
mengandung contoh kerajinan batu yang sangat kaya, salah satu aspek
paling menarik darinya adalah bahwa puncak-puncak tiang didekor dengan
motif kaktus dan jagung, di samping bermacam-macam bentuk tanaman
lainnya….


Terdapat sangat banyak elemen dekoratif pagan di
dalam kapel ini
sehingga seorang pendeta, yang menuliskan kisah tentang
pembabtisan yang dilakukan oleh Baron Rosslyn di tahun 1589 mengeluhkan,
"karena kapel dipenuhi oleh patung-patung pagan, tidak ada tempat yang
sesuai untuk menyelenggarakan Sakramen”. Pada tanggal 31 Agustus 1592,
berkat tekanan yang dilakukan terhadap Baron Oliver St. Claire dari
Rosslyn, altar kapel yang bergaya pagan dihancurkan. (Tamer Ayan, "Ordo Royal Skot; Lembaga Masonik Tertua yang Diketahui" Mimar Sinan, 1998, No. 110, hlm. 18-19)




Menurut tesis mereka, para Templar mengalami perubahan besar
ketika mereka berada di Yerusalem. Di tempat asal agama Kristen ini,
mereka justru mengadopsi doktrin-doktrin lain. Pada akarnya terdapat
sebuah rahasia yang mereka temukan di dalam kuil Sulaiman di Yerusalem,
yang reruntuhannya mereka selidiki. Para penulis menjelaskan bahwa para
Templar berdalih dengan peranan mereka yang diakui sebagai pelindung
peziarah Kristen yang mengunjungi Palestina, tetapi tujuan mereka yang
sebenarnya sangat berbeda:

Tidak ada bukti bahwa para Templar pendiri
ini pernah memberi perlindungan kepada peziarah, tetapi sementara itu
kita segera menemukan bahwa terdapat bukti yang meyakinkan bahwa mereka
memang melakukan penggalian yang intensif di bawah reruntuhan Kuil
Herod….12


Para penulis Kunci Hiram bukanlah satu-satunya yang menemukan bukti tentang ini. Sejarawan Prancis, Gaetan Delaforge membuat pernyataan yang sama:



Tugas sebenarnya dari sembilan ksatria itu
adalah melakukan penyelidikan di daerah tersebut untuk mendapatkan
berbagai barang peninggalan dan naskah yang berisi intisari dari
tradisi-tradisi rahasia Yahudi dan Mesir kuno.13









Kunci Hiram: Fir'aun, Freemason, dan Penemuan Perkamen Rahasia Yesus.


Pada akhir abad kesembilan belas, Charles
Wilson dari Royal Engineers mulai melakukan riset arkeologis di
Yerusalem. Dia sampai kepada pendapat bahwa para
Templar telah mendatangi Yerusalem untuk mempelajari reruntuhan
kuil tersebut. Wilson menemukan jejak-jejak penggalian dan ekskavasi di
bawah pondasi kuil tersebut, dan menyimpulkan bahwa hal ini dilakukan
dengan peralatan milik para Templar. Barang-barang ini masih ada di
dalam koleksi Robert Brydon, yang memunyai arsip yang sangat luas
tentang informasi mengenai para Templar.14


Para penulis The Hiram Key berpendapat bahwa
penggalian-penggalian para Templar ini bukannya tanpa hasil; karena di
Yerusalem ordo tersebut menemukan berbagai peninggalan tertentu yang
mengubah cara mereka memandang dunia. Selain itu, banyak peneliti
berpendapat serupa. Mestilah ada sesuatu yang menuntun para Templar,
walau pada faktanya mereka sebelumnya adalah pengikut Kristen dan datang
dari bagian dunia Kristen, untuk mengadopsi suatu sistem keimanan dan
filsafat yang sepenuhnya berbeda dari agama Kristen, merayakan misa-misa
bidah, dan melakukan berbagai upacara sihir.


Menurut pandangan umum dari banyak peneliti, "sesuatu” itu adalah Kabbalah (Qabbala).


Arti kata Kaballah adalah "tradisi lisan”. Berbagai
ensiklopedia dan kamus mendefinisikannya sebagai suatu cabang mistik
agama Yahudi dan hanya dipahami sedikit orang. Menurut definisi ini,
Kabbalah mempelajari arti tersembunyi dari Taurat dan naskah agama
Yahudi. Tetapi, ketika kita mengkaji masalah ini lebih dekat, kita
menemukan berbagai faktanya adalah sesuatu yang sama sekali berbeda.
Fakta-fakta ini membawa kita kepada kesimpulan bahwa Kabbalah adalah
suatu sistem yang berakar kepada penyembahan dan pemujaan berhala; bahwa
ia ada sebelum Taurat, dan menjadi tersebar luas bersama agama Yahudi
setelah Taurat diturunkan.


Fakta yang menarik tentang Kabbalah ini dijelaskan oleh sumber
yang sama menariknya. Murat Ozgen, seorang Freemason Turki, menulis
sebagai berikut ini di dalam bukunya, Masonluk Nedir ver Nasildir? (Apa
dan Seperti Apa Freemasonry Itu?):



Kita tidak mengetahui dengan jelas dari mana
Kabbalah datang atau bagaimana ia berkembang. Ia adalah nama umum untuk
sebuah filsafat yang unik, berbentuk metafisik, esoterik, dan mistik,
yang terutama berhubungan dengan agama Yahudi. Ia diterima sebagai ilmu
kebatinan Yahudi, tetapi sebagian elemen yang dikandungnya menunjukkan
bahwa ia terbentuk jauh lebih dahulu dari Taurat.15



Ahli sejarah Prancis, Gougenot des Mousseaux, menjelaskan bahwa Kabbalah memang jauh lebih tua daripada agama Yahudi.16








Walaupun berkembang dengan agama Yahudi, Kabbalah tergantung
pada sumber-sumber dari luarnya. Kabbalah muncul dari kepercayaan pagan
dari Mesir Kuno dan Mesopotamia.


Ahli sejarah Yahudi, Theodore
Reinach, mengatakan bahwa Kabbalah merupakan "suatu racun teramat halus
yang menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi.” 17 Solomon Reinach
mendefinisikan Kabbalah sebagai "salah satu penyimpangan pikiran manusia
yang terburuk”.18


Alasan Reinach menyatakan Kabbalah sebagai "salah satu
penyimpangan pikiran manusia yang terburuk” adalah karena doktrinnya
sebagian besar berhubungan dengan ilmu sihir. Selama ribuan tahun,
Kabbalah telah menjadi salah satu batu pondasi bagi setiap jenis upacara
sihir. Para rabbi yang mempelajari Kabbalah dipercaya memiliki kekuatan
gaib yang besar. Juga, banyak non-Yahudi yang telah terpengaruh dengan
Kabbalah, dan mencoba memraktikkan ilmu sihir dengan menggunakan
doktrin-doktrinnya. Kecenderungan esoterik yang terjadi di Eropa selama
akhir Abad Pertengahan, khususnya sebagaimana yang dipraktikkan oleh
para ahli alkimia, sangat banyak yang berakar dari Kabbalah.


Hal ini sungguh aneh, jika kita memandang Yahudi sebagai sebuah
agama Monoteistik, yang diawali dengan turunnya Taurat kepada Musa a.s.
Kenyataannya, di dalam agama ini ada sebentuk sistem yang disebut
Kabbalah, yang mengadopsi praktik-praktik dasar sihir yang dilarang oleh
agama. Hal ini memperkuat apa yang telah disebutkan sebelumnya, dan
menunjukkan bahwa Kabbalah sebenarnya merupakan elemen yang menyusup ke
dalam agama Yahudi dari luar.


Tetapi, apa sumber dari elemen ini?


Ahli sejarah Yahudi Fabre d'Olivet menyebutkan
bahwa Kabbalah berasal dari Mesir Kuno. Menurut penulis ini, Kabbalah
mengakar hingga ke Mesir Kuno. Kabbalah merupakan suatu tradisi yang
dipelajari oleh sebagian pemimpin Bani Israil di Mesir Kuno, dan
diteruskan sebagai tradisi dari mulut ke mulut, dari generasi ke
generasi.19


Karena itulah, kita harus menengok ke Mesir Kuno untuk menemukan sumber utama dari rantai Kabbalah-Templar- Freemasonry ini.







DUNIA GELAP KABBALAH














Ahli sejarah Yahudi, Theodore
Reinach, menggambarkan Kabbalah sebagai "suatu racun teramat halus yang
menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi." Solomon Reinach
mendefinisikan Kabbalah sebagai "salah satu penyimpangan pikiran manusia
yang terburuk". Gambar-gambar karya pengikut Kabbalah modern ini
merefleksikan dunia gelap Kabbalah.






AHLI-AHLI SIHIR MESIR KUNO


Mesir Kuno dengan para fir'aunnya adalah salah satu peradaban
tertua di dunia; juga yang paling penindas. Monumen-monumen megah yang
masih tersisa dari Mesir Kuno — berbagai piramid, sphinx, dan obelisk —
dibangun oleh ratusan ribu budak, yang bekerja hingga hampir mati, di
bawah lecutan cambuk dan ancaman kelaparan. Para Fir'aun, penguasa
absolut di Mesir, ingin direpresentasikan sebagai dewa dan disembah oleh
manusia.


Salah satu sumber pengetahuan tentang Mesir Kuno adalah
berbagai prasasti mereka. Prasasti-prasasti ini ditemukan di abad
kesembilan belas dan setelah kerja keras, abjad Mesir dapat diuraikan,
memperjelas begitu banyak informasi tentang negeri ini. Namun, karena
ditulis oleh ahli sejarah resmi negara, berbagai prasasti ini penuh
dengan cerita-cerita yang bias yang dimaksudkan untuk memuja-muja
negara.


Bagi kita, tentu saja, sumber pengetahuan terbaik tentang masalah ini adalah Quran.


Di dalam Al Quran, di dalam kisah Musa, kita memperoleh
informasi penting tentang sistem di Mesir. Ayat-ayat tersebut
mengungkapkan bahwa terdapat dua titik fokus kekuatan di Mesir: Fir’aun
dan dewan pembesarnya. Dewan ini memiliki pengaruh penting terhadap
Fir’aun. Fir’aun sering berkonsultasi dengan mereka dan senantiasa
mengikuti anjuran mereka. Ayat yang dikutip di bawah menunjukkan
pengaruh dewan ini terhadap Fir’aun:



"Dan Musa berkata: "Hai Fir’aun, sesungguhnya
aku ini adalah seorang utusan dari Tuhan semesta alam, wajib atasku
tidak
mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak. Sesungguhnya
aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka
lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku".


Fir’aun menjawab: "Jika benar kamu membawa
sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti itu jika (betul) kamu termasuk
orang-orang yang benar".


Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga
tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya.


Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu
juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang
yang melihatnya.


Pemuka-pemuka kaum Fir’aun berkata:
"Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang pandai yang bermaksud
hendak mengeluarkan kamu dari negerimu". (Fir’aun berkata): "Maka apakah
yang kamu anjurkan?"


Pemuka-pemuka itu menjawab: "Beri tangguhlah
dia dan saudaranya serta kirimlah ke kota-kota beberapa orang yang akan
mengumpulkan (ahli-ahli sihir), supaya mereka membawa kepadamu semua
ahli sihir yang pandai". (QS. Al A'raaf, 7: 104-112) !









Sebuah naskah tulisan Mesir Kuno


Patut diperhatikan bahwa perkataan tersebut diutarakan oleh
suatu dewan yang menasihati Fir’aun, yang menghasutnya melawan Musa, dan
merekomendasikan kepadanya metode-metode tertentu. Jika kita amati
catatan sejarah Mesir, kita melihat bahwa dua komponen utama dewan ini
adalah tentara dan pendeta.


Tidak perlu dijelaskan lagi pentingnya tentara; ia merupakan
kekuatan militer utama dari rezim Fir'aun. Tetapi, kita mesti mengamati
lebih dekat lagi peranan para pendeta. Para pendeta Mesir Kuno merupakan
golongan yang disebutkan di dalam Al Quran sebagai ahli-ahli sihir.
Mereka merepresentasikan sekte yang mendukung rezim. Mereka dipercayai
memiliki kekuatan khusus dan menguasai pengetahuan rahasia. Dengan
otoritas ini mereka memengaruhi rakyat Mesir, dan mengukuhkan posisi
mereka di dalam pemerintahan Fir'aun. Golongan ini, yang diketahui dari
catatan sejarah Mesir sebagai "Para Pendeta Amon”, memusatkan perhatian
mereka untuk memraktikkan ilmu sihir dan memimpin sekte pagan mereka;
selain itu, mereka juga mempelajari beragam ilmu pengetahuan seperti
astronomi,
matematika, dan geometri.









Pendukung terpenting rezim Fir'aun di Mesir Kuno adalah golongan
pendeta (tukang sihir). Kepercayaan mereka di kemudian hari membentuk
akar dari Kabbalah dan dari situ berpindah ke Masonry.


Golongan pendeta ini adalah sebuah ordo tertutup yang memiliki
(begitu yang mereka anggap) pengetahuan khusus. Ordo semacam ini
biasanya dikenal sebagai organisasi esoterik. Di dalam majalah bernama
Mason Dergisi (Jurnal Masonik), terbitan yang tersebar di antara
pengikut, secara khusus disebutkan tentang pendeta-pendeta Mesir Kuno.


Bersamaan dengan berkembangnya pemikiran pada
manusia, ilmu pengetahuan mengalami kemajuan dan bersama itu, jumlah
rahasia pun meningkat di dalam pengetahuan pada sistem esoterik. Dalam
perkembangan ini, kegiatan esoterik, yang pertama muncul di Timur, di
Cina dan Tibet, dan kemudian menyebar ke India, Mesopotamia, dan Mesir,
membentuk basis pengetahuan kependetaan yang telah dipraktikkan selama
ribuan tahun dan membentuk basis kekuatan pendeta di Mesir.20


Bagaimana terjadinya hubungan antara filsafat esoterik para
pendeta Mesir Kuno dan Freemason saat ini? Mesir Kuno suatu contoh
klasik di dalam Al Quran tentang sistem politik tanpa tuhan musnah
ribuan tahun yang lalu. Mungkinkah ia memunyai pengaruh sekarang ini?


Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini, kita harus
mencermati berbagai kepercayaan para pendeta Mesir Kuno yang berhubungan
dengan asal usul alam semesta dan kehidupan.


KEPERCAYAAN MESIR KUNO DALAM EVOLUSI KAUM MATERIALIS


Di dalam buku mereka, The Hiram Key, penulis Mason
berkebangsaan Inggris, Christopher Knight dan Robert Lomas, berpendapat
bahwa Mesir Kuno memiliki posisi penting dipandang dari segi asal usul
Masonry. Menurut kedua penulis ini, gagasan terpenting yang telah
mencapai Masonry modern dari Mesir Kuno adalah tentang alam semesta yang
ada oleh dan dari dirinya sendiri, lalu berkembang melalui kebetulan.
Mereka menjelaskan gagasan yang menarik ini dengan kata-kata berikut:



Orang Mesir
percaya bahwa materi selalu ada; mereka menganggap tidak logis pendapat
tentang sebentuk tuhan yang membuat sesuatu dari ketiadaan mutlak.
Mereka berpandangan bahwa permulaan dunia adalah ketika keteraturan
muncul dari kekacauan, dan
semenjak itu terjadi pertarungan antara kekuatan
pengaturan dan kekacauan…
keadaan kacau ini dinamai Nun, dan
seperti penggambaran orang Sumeria…, yang ada hanyalah adalah sebuah
jurang dalam, berair, gelap tanpa cahaya matahari yang padanya terdapat
suatu kekuatan, daya penciptaan yang memerintahkan keteraturan bermula. Kekuatan
laten di dalam zat kekacauan ini tidak mengetahui keberadaan dirinya;
ia adalah suatu kemungkinan, sebuah potensi yang berjalin di dalam
acaknya ketidakteraturan.
21



Akan teramati bahwa kepercayaan yang dideskripsi di atas
selaras dengan apa yang menjadi pendirian materialis masa kini, yang
didukung oleh agenda komunitas ilmiah dengan berbagai istilah seperti
"teori evolusi”, "teori chaos”, dan "pengaturan esensial dari materi”.
Knight dan Lomas meneruskan pembahasan terdahulu dengan mengutarakan:



Yang menakjubkan, penggambaran tentang
penciptaan ini dengan sempurna mendeskripsikan pandangan yang dipegang
oleh sains modern, terutama "teori chaos” yang telah menunjukkan
berbagai desain ruwet yang berkembang dan berulang secara matematis di
dalam peristiwa-peristiwa sama sekali tak terstruktur. 22










"Pandangan-dunia" dari Mesir Kuno tidak terkubur dengan
patung-patung ini, tetapi dibawa hingga ke masa kini oleh masyarakat
rahasia yang menganggap diri mereka sebagai pewaris Mesir Kuno…


Knight dan Lomas mengklaim bahwa terdapat keselarasan antara
kepercayaan Mesir Kuno dengan sains modern, tetapi apa yang mereka
maksudkan dengan sains modern, sebagaimana telah kami tekankan, adalah
konsep-konsep materialis seperti teori evolusi dan teori chaos. Walau
pada kenyataannya teori-teori ini tidak memiliki dasar ilmiah, mereka
telah dipaksakan pada bidang sains selama dua abad lalu, dan ditampilkan
seakan memiliki kelayakan ilmiah. (Pada bagian berikut kita akan
mengkaji siapa yang telah memaksakan teori-teori ini pada dunia ilmiah.)


Sekarang, kita sampai ke poin penting dari tahapan buku ini. Mari kita ringkaskan apa yang telah kita temukan sejauh ini.


1. Kita memulai pembahasan dengan membicarakan Ordo Templar
yang dianggap sebagai asal muasal Freemasonry. Kita telah melihat bahwa,
walaupun didirikan sebagai sebuah ordo Kristen, Templar dipengaruhi
oleh doktrin-doktrin rahasia yang mereka temukan di Yerusalem, lalu
meninggalkan sepenuhnya agama Kristen dan menjadi organisasi antiagama
yang memraktikkan ritus-ritus bidah.


2. Ketika kita mempertanyakan doktrin apa ini yang memengaruhi Templar, kita temukan bahwa ia pada dasarnya adalah Kabbalah.


3. Ketika kita mengkaji Kabbalah, kita menemukan bukti bahwa,
betapapun banyaknya ia mungkin menyerupai mistisisme Yahudi, ia adalah
sebuah doktrin pagan yang lebih tua dari agama Yahudi, yang kemudian
menyusupinya, dan bahwa akarnya yang sebenarnya ditemukan di Mesir Kuno.


4. Mesir Kuno diperintah oleh sistem pagan Fir'aun, dan di sana
kita temukan sebuah gagasan yang membentuk dasar dari filsafat ateistis
modern: bahwa alam semesta ada dengan sendirinya, dan berkembang oleh kebetulan.


Semua ini jelas melukis sebuah gambar yang menarik. Apakah
dengan kebetulan belaka filsafat para pendeta dari Mesir Kuno masih
tumbuh pesat, dan bahwa terdapat jejak rantai (Kabbalah-Templar-Masonry)
yang bertanggung jawab meneruskan supremasi filsafat ini ke masa kini?


Mungkinkah para Mason, yang telah membuat jejak mereka di
sejarah dunia semenjak abad kedelapan belas, dengan menimbulkan berbagai
revolusi, mengemukakan sistem-sistem filsafat dan politis, merupakan
pewaris dari para ahli sihir di Mesir Kuno?


Untuk memperjelas jawaban dari pertanyaan itu, pertama kali
kita harus mengkaji lebih dekat lagi berbagai peristiwa sejarah yang
hingga sekarang hanya kita uraikan dengan singkat.




 

   











    





















1 World Book Encyclopedia, "Crusades,"
Contributor: Donald E. Queller, Ph.D., Prof. of History, Univ. of Illinois, Urbana-Champaign,
World Book Inc., 1998

2 Geste Francorum, or the Deeds of the Franks and the Other Pilgrims to Jerusalem,
trans. Rosalind Hill, London, 1962, hal.91, (penekanan ditambahkan)

3 August C. Krey, The First Crusade: The Accounts of Eye-Witnesses and Participants,
Princeton & London, 1921, hal.261, (penekanan ditambahkan)

4 August C. Krey, The First Crusade: The Accounts of Eye-Witnesses and Participants,
Princeton & London, 1921, hal.262

5 Michael Baigent, Richard Leigh, The Temple and the Lodge, London, Corgi Books,
1990, hal. 78-81
Category: Agama | Added by: budi (15.08.2011)
Views: 906 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024