Minggu, 25 September 2011, sekitar pukul 11:00 pagi, jemaat Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Solo dikejutkan oleh sebuah ledakan bom. Bom bunuh diri itu telah membuat jemaat yang baru selesai mengikuti ibadah menjadi korban. Bahkan beberapa diantaranya mengalami luka cukup serius. Siapa Pelakunya? Hingga saat ini pihak berwajib belum dapat memastikan siapa dalang dari kejadian tersebut. Dan juga apa motivasi pelaku bertindak demikian brutal. Namun satu hal yang diketahui oleh masyarakat, bahwa setiap teror bom, termasuk bom bunuh diri yang terjadi di negeri ini, adalah ulah sebuah jaringan yang mengatas-namakan agama. Haruskah Dengan Cara Teror Bom? Bila ditilik lebih jauh, di satu sisi, apa yang dilakukan teroris tidak melanggar ajaran agama. Sebab tidak sedikit ayat yang terdapat dalam kitab suci, membenarkan apa yang mereka lakukan. Setidaknya terdapat sembilan puluh empat ayat dalam Al-Quran, yang memerintahkan umat Muslim memerangi non-Muslim. Tujuannya, memaksa mereka agar menjadi Muslim. Diantaranya adalah, "Perangilah orang-orang yang tidak beriman kepada Allah …... dan tidak beragama dengan agama yang benar (Islam).....” (Qs. 9:29) Bukan hanya itu, nabi umat Muslim pun memberi teladan tentang bagaimana seharusnya memperlakukan orang-orang non-Muslim. "saya telah diperintah untuk berperang melawan orang-orang sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada yang patut dipuja selain Allah, dan Muhammad adalah rasul Allah...” (Hadist Al-Bukhari 1:24) Setiap agama tentu mempunyai hak untuk menyebarkan ajarannya. Tetapi haruskah melakukannya dengan brutal, tidak bermoral, membunuh secara membabi-buta, termasuk orang-orang yang tidak bersalah? Beritakan Dengan Kasih Sebelum Isa Al-Masih terangkat naik ke sorga, ada satu Amat Agung yang disampaikan kepada murid-murid-Nya, yaitu: "Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. . . ." (Injil, Rasul Besar Matius 28:19-20). Melalui perintah ini, Isa Al-Masih ingin agar setiap orang percaya dan melakukan ajaran yang sudah diberikan-Nya. Pada ayat lain dalam Injil, Isa Al-Masih berkata, "Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ.....katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu. Tetapi jikalau kamu …......tidak diterima di situ......serukanlah: Juga debu kotamu yang melekat pada kaki kami, kami kebaskan di depanmu.....” (Injil, Rasul Lukas 10:8-11) Demikianlah Isa Al-Masih mengajarkan kepada murid-murid-Nya, bagaimana seharusnya mereka bersikap dalam melaksanakan Amanat Agung tersebut. Beritakan dengan kasih, bukan dengan kekerasan! Isa Tidak Mengajarkan Perang Melainkan Kasih Isa Al-Masih tidak pernah memerintahkan untuk membunuh orang yang menolak Injil-Nya. Dalam setiap pengajaran-Nya, Isa Al-Masih ingin agar setiap pengikut-Nya menyadari bahwa "Kasih” adalah yang terutama. Hal ini pulalah yang dilakukan Isa Al-Masih terhadap orang-orang yang telah menyalibkan-Nya. Yaitu mengampuni mereka! Mengampuni seseorang yang telah berbuat jahat tentu bukanlah perkara mudah. Termasuk pelaku bom bunuh diri di GBIS, Solo beberapa hari yang lalu. Namun kita harus melihat pada ajaran dan teladan yang diberikan Isa Al-Masih. Karena ajaran itu pengikut Isa Al-Masih yang telah benar-benar menerima keselamatan dari-Nya, harus mengampuni orang yang bersalah. Isa Al-Masih disebut juga sebagai Penasehat Ajaib dan Raja Damai. Sebab itulah Isa Al-Masih berkata, "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah.” (Injil, Rasul Besar Matius 5:9). [Staff Isa dan Islam – Pembaca juga dapat membaca artikel lain yang berhubungan tentang Kekerasan atau Kasih dalam agama]
Apabila Anda memiliki tanggapan atau pertanyaan atas artikel ini, silahkan menghubungi kami dengan cara klik link ini.
|