Main
 
BUDI SANTOSOFriday, 26.04.2024, 12:05:09 PM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
BERITA SERBA SERBI
BERITA UMUM
BERITA UNIK,LUCU DAN ANEH
BERITA YANG UNIK DAN YANG ANEH
EKONOMI DAN BISNIS
EKONOMI DAN BISNIS
BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL
BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL
SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
BERITA SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
MP3
Kumpulan MP3
SENI DAN BUDAYA
SENI DAN BUDAYA
GAME
KATA - KATA MUTIARA
FILM
PUISI DAN PANTUN

DETIK

Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0

Main » 2012 » January » 25 » Tenggelamnya Kapal Concordia
3:22:07 PM
Tenggelamnya Kapal Concordia



Kapal Costa Concordia tenggelam di lepas pantai Italia (REUTERS/ Max Rossi)

VIVAnews–Yannic Sgaga menikmati makan malam istimewa
bersama saudara lelakinya. Perempuan asal Swiss itu bersantap di tengah
lautan, di restoran kapal pesiar Costa Concordia. Di sekitar mereka,
berkerubung para wanita dan lelaki. Para perempuan bergaun malam. Lelaki
berjas dan dasi. Bau parfum meruyak.

Restoran itu penuh gelak
tawa, dan dengung suara orang bercakap. Kapal bergerak tenang mengiris
laut. Di luar, langit merambat gelap.
 
Tapi perasaan Sgaga agak
terganggu. Entah kenapa, di restoran itu terdengar alunan soundtrack
film ‘Titanic’. Kisah tragis Titanic, kapal pesiar yang tenggelam persis
seabad lalu itu pun berkelebat. "Gambaran tragedi Titanic terus-menerus
memasuki kepala saya,” kata Sgaga kepada La Tribune de Geneve.

Mendadak kapal berguncang, seperti membentur sesuatu. Sgaga terhenyak. Kapal itu tiba-tiba miring.
 
Penumpang
lain, Luciano Castro, juga merasakan hal sama. Ia yakin kapal telah
menghantam sesuatu. Terdengar suara ledakan. Gelas dan piring di meja
makan tiba-tiba berjatuhan ke lantai. Belum reda rasa terkejut
penumpang, lampu kapal padam. Suasana gembira berubah mencekam.
 
Tak
ada yang tahu apa yang terjadi. Tiada pemberitahuan dari nahkoda maupun
kru kapal. Kepanikan mulai menjalar. Para penumpang menjerit, dan
berlarian ke sana ke mari. Seorang wanita muda--dia sedang hamil lima
bulan, menangis ketakutan.
 
Di tengah kekacauan, dari pengeras
suara terdengar Kapten Kapal Francesco Schettino berbicara. Dia ingin
penumpang tenang. Katanya, telah terjadi kerusakan listrik. Tapi panik
tak reda. Mereka tak percaya hanya karena listrik rusak, kapal lantas
menjadi miring. Apalagi, air laut mulai menggenangi salah satu sisi dek
bagian bawah.
 
Tak sabar melihat kapten bungkam, para awak kapal
meminta penumpang memakai jaket pelampung. Terdengar peluit berbunyi
tujuh kali. Artinya, semua orang di atas kapal itu harus merapat ke
sekoci penyelamat. Semua panik. Awak kapal berusaha sebisa mungkin
menyelamatkan penumpang.
 
Penjaga pantai terdekat pun dikontak
para kru. Kapal itu butuh bantuan evakuasi penumpang. Sebagian penumpang
panik. Pelampung jadi rebutan. Evakuasi tambah rumit. "Saat itu saya
yakin saya akan mati. Orang-orang mencoba mencuri jaket pelampung satu
sama lain. Kami hanya mendapat satu jaket pelampung untuk anak-anak,”
kata Antonietta Sintolli, 65 tahun.
 
Tragedi pun dimulai. Yang
tak kebagian sekoci penyelamat, lalu terjun ke laut yang dingin.
Melompat ke laut juga dilakukan Nicole Servel. Ia melompat dengan jaket
pelampung terpasang di badannya, dan selamat. Tapi, rupanya ia harus
bertukar nyawa. Servel selamat berkat pengorbanan suaminya, Francis
Servel.

Kisah Francis dan Nicole Servel seakan mengingatkan kita
pada pengorbanan Jack Dawson, saat menyelamatkan Rose DeWitt Bukater
dalam film Titanic itu.

Kembali ke Francis dan Nicole Servel,
mereka sekeluarga sedang berlibur di atas Costa Concordia. Anak-anak
mereka ikut serta. Servel menuturkan, jaket pelampung tak cukup bagi
seluruh keluarganya. Ia sendiri tidak kebagian. Francis lah yang
memberikan jaket pelampung miliknya kepada Nicole. Sang suami
menyuruhnya melompat ke laut, tepat sebelum kapal karam.
 
"Suami
saya berteriak pada saya ‘Lompat, lompat!’ Dia juga berkata pada saya
‘Jangan cemas, aku akan baik-baik saja’,” tutur Nicole. Sang istri pun
melompat ke laut. Tapi siapa sangka, itu pertemuan mereka terakhir.
Francis yang tertinggal di atas kapal, sejak itu tak pernah terlihat
lagi.
 
"Saya berhutang nyawa pada mendiang suami saya,” kata
Nicole seperti dikutip Emirates 24/7. Liburan keluarga Servel seharusnya
menyenangkan. Tapi semua harus berakhir menyedihkan dengan hilangnya
Francis. Sampai saat ini, tim penyelamat masih terus mencari jenazah
Francis.

Evakuasi
 
Teguh Haryono, seorang
warga Indonesia, menceritakan situasi saat kapal itu menabrak karang.
Saat itu, Teguh berada di dapur restoran Milano. Dia bekerja sebagai
nelayan. Penumpang di restoran itu sangat panik. Mereka
berteriak-teriak.
 
Teguh bersama kru lain berusaha keras
menenangkan. Awalnya, mereka mengatakan mungkin kapal berguncang karena
angin kencang. Kru kapal tak tahu apa yang terjadi. Tak ada
pemberitahuan resmi dari kapten. Mereka tak tahu kapal telah bocor, dan
air menembus dek bawah.
 
Setelah terdengar kode rahasia di
pengeras suara, baru para awak kapal itu paham. "Terdengar sinyal
Tango-India-Tango-India. Artinya, ada orang sakit. Tiga puluh menit
kemudian, sinyal emergency dinyalakan. Kami langsung menggiring
penumpang ke master station A dan B,” kata Teguh di Roma, Italia, saat
dihubungi VIVAnews.
 
Teguh mengatakan, para kru kapal sudah
terlatih, dan  tahu tugas masing-masing apabila situasi darurat terjadi.
Teguh sudah sembilan tahun berlayar bersama perusahaan Costa Cruises,
operator kapal Costa Concordia. Ia tahu betul apa yang harus dia
lakukan.

"Saya bertugas melepas sekoci penyelamat dari kapal.
Kapasitas sekoci penyelamat di tempat saya bertugas untuk 60 orang,”
Teguh mengisahkan. Ada 26 sekoci penyelamat di Concordia. Sebagian besar
berkapasitas menampung 150 orang. Selain sekoci penyelamat, masih ada
69 perahu karet dengan kapasitas tampung 35 orang.
 
Saat genting
itu kru kapal adalah orang paling sibuk menyelamatkan penumpang.
Soalnya, tim penyelamat belum datang. Sayangnya, kata Teguh, 70 persen
petinggi Kapal Concordia justru kabur menyelamatkan diri ke daratan.
Termasuk Kapten Kapal Francesco Schettino.
 
Pesta di ruang kemudi

Siapa
sangka, juru mudi Costa Concordia saat tragedi itu adalah seorang
Indonesia bernama Rusli. Teguh menceritakan, saat proses evakuasi
berlangsung, Rusli terlihat syok dan gemetar. "Dia bilang sama saya,
‘Tadi gue yang jaga,’” ujar Teguh.
 
Rupanya, saat itu Rusli
sedang mendapat giliran piket. Ruang kemudi terletak di lantai paling
atas kapal. Tapi Rusli hanya bertindak sebagai pengatur kemudi,
sedangkan koordinat laju kapal, seluruhnya diatur oleh para pejabat
kapal berpangkat lebih tinggi.
 
Saat menerima perintah, Rusli
sudah merasa aneh. Seharusnya kapal berbelok sekian derajat. Namun, ia
justru menerima instruksi berbeda. Rusli ingat betul berapa derajat yang
saat itu diperintahkan kepadanya. Hal itu ia sampaikan dalam
pemeriksaan polisi.
 
Yang mengejutkan, Rusli mengatakan ruang
kemudi saat itu ramai. Ada pesta perpisahan dari salah seorang pejabat
kapal. Lebih mengejutkan lagi, Kapten Kapal Francesco Schettino yang
seharusnya bersiaga penuh di ruang kemudi, ternyata tidak berada di
tempat seharusnya ia bertugas.
 
"Di televisi dia (Schettino)
berkata ada di ruang kemudi. Itu bohong besar,” kata Teguh. Ia
menegaskan, dirinya melihat sendiri, sang kapten sedang makan malam, dan
minum-minum di restoran bersama seorang perempuan.
 
Kapten menghilang
 
Seorang
penumpang asal Belanda, Monique Maurek, juga mengaku melihat Kapten
Kapal Schettino minum-minum di bar. "Ini skandal. Aku melihat kapten
kapal menghabiskan malam, sebelum kapal menabrak karang. Dia minum-minum
di bar sambil merangkul seorang perempuan cantik,” kata dia.
 
Saksi
lain, Phil Metcalf, mengaku melihat kapten kapal meninggalkan kapal di
awal tahap evakuasi. Schettino disebut meninggalkan penumpang dan para
stafnya yang berjibaku menyelamatkan ribuan penumpang yang panik.

"Karena
kapten pergi meninggalkan kapal, tak ada pemegang otoritas. Setiap
orang berupaya keras mengatasi kekacauan. Sangat jelas, para awak dengan
kemauan mereka sendiri, mengisi kekosongan kapten dan berusaha membantu
menyelamatkan para penumpang,” ujar Metcalf seperti dimuat Daily Mail.

Penumpang
kapal lain, anggota militer Prancis Ophelie Gondelle dan petugas polisi
David Du Pays juga mereka memergoki kapten kapal berada dalam sekoci
penyelamat, menutupi tubuh dan wajahnya dengan selimut, sebelum semua
penumpang dievakuasi dari kapal Concordia yang karam.
 
Akibat
tingkahnya itu, Francesco Schettino kini menghadapi tuduhan serius. Dia
dituding biang kerok karamnya kapal pesiar mewah itu. Schettino juga
diduga mengabaikan ribuan penumpangnya yang berjuang menyelamatkan diri.
Alih-alih membantu para penumpang, ia justru ditemukan telah lebih dulu
berada di sekoci penyelamat bersama para perwira kapal Concordia.
 
Belakangan,
terkuak Schettino diperintahkan kembali ke kapal oleh penjaga pantai
guna membantu proses evakuasi. Tapi Schettino menolak. Dia mengajukan
seribu satu alasan. Hal itu terungkap dari rekaman percakapan antara
Schettino dengan penjaga pantai Gregorio De Falco. Menurut CNN, rekaman
itu akan menjadi bukti kuat di pengadilan.
 
Di transkrip itu,
tampak De Falco marah kepada Schettino karena meninggalkan kapal beserta
para penumpangnya. Sedikitnya 10 kali De Falco memerintahkan Schettino
yang saat itu berada di sekoci penyelamat, untuk kembali ke kapal.
 
"Kembali
ke kapal! Ini perintah! Kau telah mengabaikan kapal. Sekarang saya yang
memimpin. Kau ke kapal! Jelas?” teriak De Falco, dalam kutipan
transkrip lengkap yang dimuat New York Post. Dia lantas memerintahkan
Schettino memutar balik sekocinya, dan kembali memanjat ke dalam
Concordia.
 
De Falco juga meminta Schettino mendata jumlah
penumpang selamat. "Kembali ke kapal, dan beri tahu saya berapa orang
masih ada di sana, dan apa yang mereka perlukan. Beritahukan apakah ada
anak-anak dan wanita, atau orang yang perlu bantuan,” kata De Falco.

Merasa
Schettino bergeming dan tak menuruti perintahnya, De Falco makin
berang. "Dengar Schettino, kau mungkin selamat. Tapi kau akan
mendapatkan masalah lebih besar lagi! Kembali ke kapal!” teriak De Falco
lagi.

Schettino lalu memberikan jawaban berputar-putar. Ia
beralasan kondisi kapal sudah miring, dan terlalu gelap memberikan
bantuan. "Apakah kau tahu di sana gelap, dan kami tidak bisa melihat
apapun?” kata sang kapten.
 
"Apa maksudmu? Di sana gelap dan kau
ingin pulang? Sekarang kembali ke kapal dan naik melalui tangga, lalu
beritahukan apa yang bisa dilakukan, berapa banyak, dan apa yang mereka
perlukan. Sekarang!” jawab De Falco geram.
 
BBC melaporkan,
operator Costa Concordia, Costa Crociere, mengatakan Schettino membawa
kapal terlalu dekat ke daratan. Akibat kesalahannya, kapal menabrak
karang. Lambung Concordia robek. Air pun masuk ke dalam kapal.
 
Perusahaan
Costa Crociere juga menegur sang kapten dengan keras. "Kapten telah
melakukan kesalahan penilaian, yang berkonsekuensi serius. Rute yang
diambil kapal terlalu dekat dengan pantai. Selain itu keputusannya dalam
keadaan darurat juga tak ikut prosedur Costa Crociere yang telah
memenuhi standar internasional,” kata perusahaan itu dalam satu
pernyataan resmi.(np)
Category: BERITA SERBA SERBI | Views: 1024 | Added by: budi | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

Calendar
«  January 2012  »
SuMoTuWeThFrSa
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031

Entries archive

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024