Penulis : Ray Soemantoro Musikus muda Viky Sianipar menerima tantangan untuk bermusik. Sebagai seniman musik, Viky enggan terhenti pada satu titik untuk berkarya. Untuk itu, tantangan bermusik apalagi harus menyatukan banyak genre musik dalam satu acara pun dilakoninya. "Saat ini, saya seperti punya mainan baru. Apalagi harus menyatukan musik tradisional dengan world music tanpa meninggalkan karakter dari musik tersebut. Saya akan tawarkan sesutu yang baru dan berbeda, tapi tidak meninggalkan genre musik yang akan dibawakan,” ujar Viky saat ditemui pada jumpa pers Urban Jazz Crossover 2011, Rabu (21/9). Gelaran ini akan berlangsung akhir September hingga pertengahan November di lima kota di Indonesia. Lajang kelahiran Jakarta, 26 Juni 1976 ini mengaku telah menyiapkan konsep musik yang elegan, namun tidak meninggalkan unsur Indonesia. Baginya, menjadi music director di ajang sebesar Urban Jazz Crossover memiliki arti tersendiri. Dirinya harus mempersiapkan konsep bermusik yang berkualitas dan baru, serta menghadapi para penyanyi yang berkarakter. "Kesulitannya adalah menyatukan genre musik yang hendak dibawakan penyanyi. Namun, saya tidak akan menghilangkan karakter dari penyanyi itu, sehingga muncul harmonisasi yang tepat,” ungkapnya. Menyinggung soal penyanyi yang akan mengisi acara tersebut seperti David Naif dan Kriyanto yang punya suara khas, Viky mengaku cukup sulit menyatukannya. Namun dia berhasil memadukan antara musik serta penyanyinya. "Puji Tuhan, akhirnya bisa menyatukan antara penyanyi, lagu, dan musik yang akan dimainkan. Para penyanyi sangat kooperatif dan profesional untuk mempelajari lagu-lagu yang akan dibawakan,” ujarnya.
|