REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN - Sebuah satelit tidak
berfungsi telah memasuki atmosfer, demikian pernyataan Jerman Aerospace
Center, Ahad pagi. "Saat ini tidak ada konfirmasi jika potongan puing
telah mencapai permukaan Bumi," kata mereka.
Diperkirakan,
sekitar 30 potongan puing-puing ruang bisa mencapai daratan atau
lautan. Eropa, Afrika, dan Australia tampaknya akan ada dalam jalur
jatuhnya satelit Roentgen, kata lembaga itu. Namun, tak dijelaskan di
mana satelit memasuki atmosfer.
"Puing terbesar mungkin adalah
cermin teleskop, yang sangat tahan panas dan beratnya mencapai 1,7 ton,"
begitu pernyataan Jerman Aerospace Center. Namun, kata lembaga ini,
kemungkinan orang cidera sebagai akibat dari satuhnya satelit ini sangat
rendah.
Tariq Malik, redaktur pelaksana space.com, mengatakan
kepada CNN Sabtu malam bahwa "tidak ada ancaman kontaminasi yang serius
dari satelit."
Satelit memasuki atmosfer pada kecepatan 28 ribu
km/jam dan hancur di bawah panas yang estrem, kata lembaga itu
sebelumnya. Orbit satelit meluas ke 53 derajat lintang utara dan
selatan.
Satelit - sebuah observatorium sinar X - tidak memiliki
sistem propulsi, sehingga para pejabat tidak bisa melakukan dikendalikan
masuk kembali pada akhir misi pada tahun 1999. Satelit itu telah
berada di orbit elips antara 351 mil dan 363 mil di atas permukaan,
tetapi pada bulan Juni, turun hanya sekitar 203 mil tinggi.
Diluncurkan
pada bulan Juni 1990, ROSAT memberikan ilmuwan untuk pertama kalinya
pencitraan dan fakta bahwa semua obyek astronomi memancarkan radiasi
sinar X, termasuk beberapa benda yang tidak diharapkan untuk
melakukannya.
Satelit mengamati bulan, komet, bintang, bintang
neutron, supernova dan sisa-sisa supernova, medium antarbintang,
galaksi, inti galaksi aktif, lubang hitam, nebula dan latar belakang
sinar X kosmis.