Pengurus PSSI Tak Satu Suara Soal Deposito Rp 5 Miliar Minggu, 14 Agustus 2011 | 14:39 WIB <a href='http://openx2.tempointeraktif.com/www/delivery/ck.php?n=a6f00733&cb=' target='_blank'><img src='http://openx2.tempointeraktif.com/www/delivery/avw.php?zoneid=400&cb=&n=a6f00733' border='0' alt='' /></a> TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengurus Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tak satu suara soal syarat deposito partisipasi Rp 5 miliar yang wajib disetor klub-klub calon peserta kompetisi musim depan.
"Angka itu sudah fix, sudah dikonsultasikan dengan AFC (Konfederasi Sepakbola Asia), sehingga tidak bisa diubah lagi," kata Anggota Komite Eksekutif PSSI sekaligus Koordinator Kompetisi Sihar Sitorus ketika dihubungi, Ahad, 14 Agustus 2011. Pernyataan Sihar tersebut menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal PSSI Tri Goestoro yang pada Jumat pekan lalu mengatakan syarat deposito partisipasi Rp 5 miliar belum final. Angka tersebut masih akan dibahas lagi dalam rapat Anggota Komite Eksekutif. Tri mengatakan ada sejumlah klub yang merasa keberatan jika diwajibkan menyetor Rp 5 miliar ke PSSI. Selain tak lagi mendapat kucuran dana APBD, kata Tri, banyak klub juga mengalami kesulitan dana karena harus membayar gaji pemain. Sehingga, Tri melanjutkan, angka Rp 5 miliar masih akan dimatangkan lagi. Selain itu pihaknya juga masih memikirkan alternatif lain, yaitu memberikan garansi bank atau menunjukkan aset klub. Cara ini dinilai lebih memudahkan klub. Namun Sihar memastikan angka Rp 5 miliar tersebut tak akan berubah. Pihaknya, kata Sihar, telah mengkonsultasikan angka tersebut ke AFC dan mereka sepakat. "Kalau di bawah Rp 5 miliar AFC tidak akan terima," katanya. Sihar mengatakan sebelumnya AFC malah mewajibkan klub-klub yang ingin berlaga dalam liga musim depan harus menyetor Rp 10 miliar. Jumlah ini dinilai memberatkan klub. Sehingga, setelah perundingan alot, disepakati syarat deposito menjadi Rp 5 miliar. "Dari AFC Rp 10 miliar mintanya, tapi kita nego," kata Sihar. Selain itu, syarat deposito Rp 5 miliar itu merupakan kompensasi dari tidak diberlakukannya audit oleh AFC terhadap keuangan klub. Jika syarat audit diberlakukan, kata Sihar, kemungkinan tak ada klub yang bisa lolos masuk kompetisi musim depan. "Apalagi dengan dana APBD, siapa yang mau diaudit," katanya. Adapun mengenai alternatif garansi bank, Sihar mengatakan cara itu pernah dilakukan dua tahun lalu. Tapi tak efektif. Ia juga menolak alternatif lain berupa penunjukkan aset klub sebagai pengganti deposito Rp 5 miliar. "Klub mana yang punya aset sekarang, siapa yg punya stadion sendiri misalnya?" katanya. Sihar mengatakan persoalan syarat deposito Rp 5 miliar mungkin akan dibahas dalam rapat komite ekskutif, besok. Namun pembahasan kemungkinan hanya soal reaksi klub dan tak akan mengubah angka yang telah ditetapkan. "Kami komit pada aturan main yang ada," katanya. PSSI membuat sejumlah persyaratan baru yang wajib dipenuhi klub-klub yang ingin berlaga dalam kompetisi musim depan. Salah satu syaratnya, klub wajib menyetor Rp 5 miliar sebagai deposito partisipasi ke rekening PSSI. Duit ini sudah harus disetor ke PSSI paling lambat 22 Agustus mendatang dan tak boleh ditarik selama tiga tahun. Dwi Riyanto Agustiar
|