Dalam sebuah perusahaan, pengukuran tingkat kinerja
adalah hal penting untuk mengetahui dan mengukur performa sebuah
perusahaan. Hal ini dapat pula sebagai alat untuk mengukur kinerja
pegawai sebagai usaha meningkatkan mutu pekerjaan sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan. Bagian HRD (Human Research Development) adalah bagian yang sangat berkepentingan dengan pengukuran ini.
Metode Westing House System Rating
Salahsatu metode yang digunakan untuk mengukur kinerja adalah metode Westing House System Rating. Metode ini mendasarkan pengukurannya pada 4 faktor: Ketrampilan (skill), usaha (effort), kondisi kerja (condition), konsistensi (consistency).
Westing House System Rating diimplmentasikan dengan cara
membuat tabel tingkat performa (Performance Rating Table). Yakni tabel
yang berisikan nilai angka yang didsarkan pada tingkat masing-masing 4
faktor diatas. Pada bagian akhir, untuk menormalkan waktu, maka
dilakukan pengalian waktu yang diperoleh dari pengukuran kerja dengan
jumlah ke 4 (empat) faktor rating yang dipilih.
Definisi 4 Faktor Westing House System Rating
Untuk menentukan secara tepat pada objek pengukuran, dibutuhkan
definisi yang jelas, sehingga peneliti tidak menjadi ragu terhadap objek
yang dinilai. Berikut adalah definisi dari keempat faktor Westing House System Rating.
- Ketrampilan (skill) didefinisikan sebagai
kemampuan mengikuti cara kerja yang ditetapkan. Keterampilan dapat
menurun jika terlalu lama tidak menangani pekerjaan atau karena
sebab-sebab yang lain seperti kesehatan yang terganggu, rasa lelah yang
berlebihan pengaruh lingkungan sosial. - Usaha (effort) didefinisikan kesungguan yang ditunjukkan atau diberikan operator ketika melakukan pekerjaan
- Kondisi (condition) adalah kondisi fisik lingkungannya, seperti keadaan pencahayaan, temperature dan kebisingan ruangan.
- Konsistensi (consistensi) adalah waktu penyelesaian yang ditunjukkan oleh seorang pekerja selalu berubah-ubah. Seorang dikatakan perfect dalam bekerja jika orang tersebut dengan waktu penyelesaian yang tepat