Pada uang kuno yang ditemukan tersebut terdapat tulisan `De Japansch
Regeering Betaalt Toonder Half Gulden`. Sementara Pada uang itu tidak
dicantumkan tahun pencetakannya.

Jambi (ANTARA News) - Warga Desa Koto Baru Hiang, Kecamatan
Sitinjau Laut, Kabupaten Kerinci, melaporkan telah menemukan brankas
harta karun berisi uang kuno zaman Jepang, kata Kepala Desa Koto Baru
Hiang Ahmad Nasril.


"Memang benar ada penemuan brankas kuno berisi tumpukan uang zaman
Jepang di desa kami tepatnya di Koto Baru Hiang," ucap Kades Koto Baru
Hiang Ahmad Nasril, di Kerinci, Jumat.


Dian mengatakan, tumpukan uang kuno diduga peninggalan zaman Jepang
tersebut berada dalam brankas kuno terbuat dari besi yang sudah
berkarat, ditemukan warga di dalam kantor kepala desa saat mereka
melakukan rehab kantor tersebut.


"Brankas itu sebenarnya sudah lama terletak begitu saja di dalam
salah satu ruangan kantor kepala desa. Namun selama ini tidak ada yang
berani mengambilnya karena warga menganggap ruangan tersebut angker,
apalagi ruangannya sangat gelap," terang Nasril.


Namun saat kantor tersebut akan dilakukan rehab karena kondisi
kantor yang sudah tua itu mau tidak mau brankas tua terlihat jelas ruang
itu termasuk salah satu yang harus diperbaiki mengingat sebagian atap
ruang sudah jebol sehingga cahaya masuk ke ruangan.


"Warga yang melihat ada brankas, mencoba masuk dan mengambil brankas
tersebut. Setelah brankas dibuka ternyata berisi tumpukan uang zaman
Jepang dan beberapa berkas yang tulisannya masih menggunakan ejaan
bahasa Indonesia lama," papar Kades.


Namun sayangnya, saat ditemukan kondisi uang dan berkas tersebut
sudah dalam keadaan rusak dimakan usia. Apalagi brankas tersebut sudah
tersiram air hujan karena atap yang jebol.


Dikatakan Kades, saat ini uang kuno temuan warga tersebut untuk
sementara waktu disimpan di rumah untuk selanjutnya dilaporkan kepada
Pemkab Kerinci untuk disimpan lebih lanjut.


Lebih jauh dia juga memaparkan, bukti kuat kalau uang tersebut
adalah peninggalan masa pendudukan penjajahan Jepang di Indonesia adalah
ditemukannya beberapa data tertulis tentang tahun keberadaan uang
tersebut.


"Pada uang kuno yang ditemukan tersebut terdapat tulisan `De Japansch Regeering Betaalt Toonder Half Gulden`. Sementara Pada uang itu tidak dicantumkan tahun pencetakannya," ungkapnya.


Sementara pada berkas-berkas yang masih terbaca, ditemukan berita
acara tentang pembayaran iuran pajak ternak yang berbunyi `Maklumat
Residen Sumatera Barat, 1 Djuli 1947, no: 17/1947 tentang pajak ternak`.


"Berkas ini membuktikan betapa patuhnya warga Kerinci pada zaman
dulu membayar pajak, meskipun itu kepada pemerintaah penjajah," kata
Nasril.


Karena itulah uang kuno dan berkas itu diduga kuat merupakan
peninggalan zaman penjajahan Jepang atau Belanda mengingat pada tahun
itu adalah masa-masa transisi antara pemerintahan Jepang ke RI dan awal
kembali bercokolnya Belanda yang kembali ingin menjajah RI, apalagi
mengingat gedung tempat ditemukannya brankas adalah bangunan tua
peninggalan zaman penjajahan dulu.


"Setelah terakhir kali sempat dipakai oleh Belanda, gedung tersebut sempat menjadi kantor `kemendapoan`
yakni sistem pemerintahan berdasarkan adat di Kerinci dan akhirnya
sekarang dijadikan kantor Kepala Desa Koto Baru Hiang," katanya.


Namun lebih jauh, Nasril menyayangkan dirinya tidak bisa menghitung
berapa jumlah total uang kuno yang tersimpan dalam brankas tersebut
karena kondisinya yang sudah tidak bisa dihitung karena kerusakan berat.


"Tidak bisa kita hitung karena kondisi uangnya yang umumnya terbuat
dari kertas itu telah rusak dan yang tersisa utuh sangat rentan sobek
karena kondisi kertasnya yang sudah tidak lagi kuat. Yang jelas ini
adalah temuan yang luar biasa jika kita kaitkan dengan momentum HUT RI
yang sebentar lagi kita rayakan, ini bukti jejak sejarah perjuangan
rakyat di Kerinci semasa melawan penjajah dulu," tegasnya.


(ANT-144)(Y008)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2011