Main
 
BUDI SANTOSOWednesday, 24.04.2024, 10:16:29 AM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
SERIAL NUMBER/CRACK SOFTWARE
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
Berita Teknologi
berita tentang komputer
Kesehatan
Agama
Artikel tentang Agama
Olahraga
Olahraga
OTOMOTIF
OTOMOTIF
Entertainment
Entertainment
Informasi Umum
Informasi Umum
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN UMUM
KULINER
SERBA-SERBI KULINER
GADGET
KOMPUTER/HP

DETIK

Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0

Main » Articles » Berita Teknologi

Ditemukan, Butiran Supernova Pembentuk Tata Surya
http://media.viva.co.id/thumbs2/2013/01/28/189884_w50--nebula-yang-menyerupai-bentuk-sapi-laut_140_79.jpg


VIVAnews - Peneliti Amerika Serikat telah
mengidentifikasi dua butir pasir yang mengejutkan dari sepasang meterit,
atau batu meteor yang telah jatuh di Bumi. Butiran pasir yang ditemukan
berbeda tempat itu menunjukkan jenis yang identik dan sangat langka.

Huffingtonpost melansir,
29 April 2013, peneliti memperkirakan butiran itu berasal dari ledakan
bintang yang sama, yakni sisa ledakan pembentukan Tata Surya sekitar 4,6
miliar tahun yang lalu.

Kedua meteorit ditemukan di Antartika, diperkirakan usianya sangat tua, bahkan sebelum Tata Surya terbentuk.

Masing-masing
meteorit ini berisi sebutir silika (SiO2, bahan utama pasir). Penanda
kimia butiran ini identik dan sangat langka. Ilmuwan menduga kedua butir
itu berasal dari supernova (ledakan bintang) tunggal.

Jenis
supernova ini diperkirakan terjadi ketika sebuah bintang berukuran
besar gagal dalam fusi nuklir (dua inti atom bergabung menciptakan
energi besar), dan akhirnya menimbulkan ledakan raksasa.

Ilmuwan
mengatakan, ini adalah kali pertama menemukan butiran dalam meteorit
primitif. Karakteristiknya berbeda, pasalnya jenis oksigen terkandung
dalam silika.

Penelitian sebelumnya menemukan segenggam meteorit
yang mengandung butiran silika diperkaya dengan oksigen -17. Meterorit
itu diduga berasal dari bintang yang masih hidup di alam semesta.

Sementara
dalam dua butiran langka yang ditemukan peneliti, mengandung kadar
oksigen yang lebih berat, oksigen -18. Kadar ini ditemukenali terbentuk
dari proses supernova.

Butuh Mikrokuar

Uniknya
lagi, silika ini sangat kecil, tak terlihat mata telanjang. Pierre
Haenecour, peneliti dari Universitas Washington, AS mengungkapkan untuk
melihat satu butir, butuh alat mikrokuar ion NanoSIM 50 yang mampu
memperbesar objek hingga 20 ribu kali.

Butir lainnya ditemukan
oleh Xuchao Zhao, ilmuwan di Institut Geologi dan Geofisika, Beijing,
Cina. Dalam sebuah meteoroit yang ditemukan oleh Chinese Antarctic Research Expedition.

Haenecour
menemukan pembentukan materi itu memerlukan proses pencampuran material
lapisan yang kompleks dari bintang saat meledak.

Mengingat proses pencampuran oksigen -18 sangat spesifik, peneliti menduga kedua butir silika itu berasal dari supernova yang sama.

Peneliti berpikir gelombang kejut supernova menyebabkan putaran gas awan dan debu hingga terpadatkan, sebelum akhirnya menghasilkan planet dari Tata Surya.

Supernova juga menaburi awan dengan material dan beberapa material yang mungkin berakhir pada meteroit.

Penelitian ini dipaparkan secara rinci dalam makalah Astrophysical Journal Letters edisi 1 Mei.


Category: Berita Teknologi | Added by: budi (05.04.2013)
Views: 707 | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024