Main
 
BUDI SANTOSOThursday, 28.03.2024, 10:48:05 PM



Welcome Guest | RSS
Main
Site menu

Section categories
BERITA SERBA SERBI
BERITA UMUM
BERITA UNIK,LUCU DAN ANEH
BERITA YANG UNIK DAN YANG ANEH
EKONOMI DAN BISNIS
EKONOMI DAN BISNIS
BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL
BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL
SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
BERITA SOSIAL DAN KEMASYARAKATAN
MP3
Kumpulan MP3
SENI DAN BUDAYA
SENI DAN BUDAYA
GAME
KATA - KATA MUTIARA
FILM
PUISI DAN PANTUN

DETIK

Statistics

Total online: 1
Guests: 1
Users: 0

Main » 2012 » January » 25 » Rosa Ditangkap, Nazar Minta Brankas Diamankan
3:07:09 PM
Rosa Ditangkap, Nazar Minta Brankas Diamankan









VIVAnews - Muhammad Nazaruddin, Bos Permai Grup,
ternyata memberikan fasilitas GPS di Laptop para karyawannya. Hal
tersebut diungkapkan mantan Wakil Direktur Keuangan Permai Grup Yulianis
saat bersaksi bagi mantan bosnya Muhammad Nazaruddin.

Menurut
Yulianis, fasilitas itu diberikan Nazaruddin untuk mengontrol pegawai
yang memegang peran penting di perusahaannya yakni Mindo Rosalina
Manulang, Yulianis, Oktarina Furi, Marloon, dan Franky.

Yulianis
bercerita saat itu Nazaruddin sempat marah-marah kepada dirinya,
lantaran telah memberikan sesuatu kepada Rosa tanpa sepengetahuan
dirinya.

"Kamu kasih apa ke Rosa, ini Rosa mau main-main kamu
cek mau ke mana dia," kata Yulianis mengutip pernyataan Nazar saat
penangkapan Rosa di Kemenpora pada 21 April 2011 lalu. "Saya sudah cek
tadi GPS-nya, di TVRI, menurut Pak Franki ada di Kemenpora," ujar
Yulianis menimpali.

Setelah itu Nazaruddin memerintahkan Yulianis
untuk membereskan ruangannya dan ruangan Rosalina Manulang. Atas
perintah itulah Yulianis langsung menurutinya dan bergegas ke ruangan
Rosa di lantai 4.

"Di ruangan Rosa saya menemukan catatan dan
identitas palsu Rosa dan KTP palsu dengan nama Amelia. Saya taruh di
kotak lalu saya kasih OB," tutur Yulianis.

Selain ruangan Rosa
dan Nazaruddin, Ia juga membereskan ruang Franki yang juga salah satu
direktur di perusahaan tersebut. Namun karena Franki baru bergabung
tidak banyak berkas yang diamankan.

Untuk mengamankan isi
brankas, Yulianis memerintahkan kepada Oktarina dan Neni Kartini untuk
memindahkan isinya dan ditaruh ke kardus Gudang Garam yang isinya uang
senilai Rp7 miliar, US$300 ribu, sertifikat tanah di Bekasi, beberapa
sertifikat lain, STNK mobil kantor, dan deposito.

"Tapi saat saya
beres-beres KPK datang ke kantor dengan membawa Rosa, saya bohong ke
KPK. Saya mengaku hanya staf keuangan Inti Karya Plasma Pratama
(Perusahaan CPO yang baru dibeli Nazaruddin). Saya diinterogasi
penyidik," terangnya.

Lalu penyidik KPK menggeledah sejumlah
ruang di PT Permai Grup. Sementara itu saat penggeledahan Yulianis, Neni
dan Oktarina dikunci di dalam ruangan hingga pukul 02.00 pagi tanggal
22 April 2011.

"Saat itu lampu gedung dimatikan penyidik KPK,
kami dikunci dari luar, kami bertiga seperti orang gila karena
ketakutan," jelasnya.

Namun beberapa jam kemudian petinggi Permai
Grup, Albert Pangaribuan, tiba di kantor Permai Grup. Namun tidak
memalui pintu depan, ia naik ke pagar karena pagar digembok penyidik
KPK. "Pak Alberth bertemu penyidik, sempat berantem lalu naik ke lantai 3
pakai tangga, tidak lama kemudian Pak Hasyim, Pak Yunus datang," kata
Yulianis yang akhirnya bisa keluar dari ruangan setelah dikunci
penyidik.

"Pak Hasyim bawa satu koper cek perusahaan yang bisa
lolos lewat bawah akhirnya disita oleh Pak Damanik, penyidik KPK." Namun
sebelum turun ke lantai bawah Neni Kartini memberikan kunci ruangan
kepada Pak Hasyim yang isinya uang, deposito, STNK dan sertifikat. (umi)
Category: BERITA POLITIK, HUKUM DAN KRIMINAL | Views: 1022 | Added by: budi | Rating: 0.0/0
Total comments: 0
Name *:
Email *:
Code *:
Login form

KOMENTAR

OLAHRAGA

PENGUNJUNG

Calendar
«  January 2012  »
SuMoTuWeThFrSa
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031

Entries archive

BERITA TERKINI


Copyright MyCorp © 2024