BANDA ACEH - Setelah diguncang gempa 7,1 Skala Richter
(BMKG meralat dari sebelumnya 7,6 SR), air laut di Pulau Simeulu, Aceh,
sempat surut hingga satu meter dari kondisi normal, namun tidak
menimbulkan tsunami.
 
Hingga pagi ini belum ada laporan korban jiwa dan kerusakan bangunan di pulau tersebut.

Ahmadi,
seorang warga Simeulu, mengatakan warga merasakan gunangan gempa yang
kuat. "Warga sempat berhamburan ke luar rumah tapi tidak menimbulkan
kepanikan berarti,” kata Ahmadi yang berdomisili di Sinabang, Ibu Kota
Simeulu, saat berbincang dengan okezone, Rabu (11/1/2012).

Setelah
Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika (BMKG) melaporkan gempa
tidak berpotensi tsunami, sejumlah warga bukannya menjauh ke tempat
tinggi malah mendekat ke bibir pantai.

Menurut Ahmadi warga
mendatangi Pelabuhan Simeulu serta Pantai Busung untuk memantau kondisi
air. Saat itu warga melihat langsung air laut sempat surut sekira satu
meter dari kondisi normal. "Surutnya seperti berkaitan dengan gempa,”
katanya.

Meski demikian surutnya laut tak membuat warga panik.
Warga malah bertahan di sekitar pelabuhan untuk memastikan kondisi
terakhir.

Ahmadi menuturkan sebagian besar warga Pulau Simeulu
memilih bertahan di rumahnya setelah gempa, tidak ada warga yang lari ke
perbukitan.

Padahal daerah itu dikenal dengan kearifan lokalnya.
Saat terjadi gempa besar mengguncang, warga langsung mengungsi ke
perbukitan karena diyakini akan disusul tsunami atau dalam bahasa
Simeulu disebut smong.

Hasil pantauannya ke berbagai kawasan di
Simeulu bersama Kapolsek setempat, Ahmadi melaporkan tidak ditemukan ada
kerusakan bangunan akibat gempa berikut laporan korban jiwa.

"Kondisi Simeulu sekarang seperti biasa. Setelah gempa tadi jaringan listrik dan komunikasi juga tidak terganggu,” tutupnya. (ton)